Abstrak Buku : Kearifan lokal masyarakat Sanjan dalam Mengelola Hutan Adat Tomawankng Ompu

Line Shape Image
Line Shape Image
Abstrak Buku : Kearifan lokal masyarakat Sanjan dalam Mengelola Hutan Adat Tomawankng Ompu

Abstrak Buku : Kearifan lokal masyarakat Sanjan dalam Mengelola Hutan Adat Tomawankng Ompu

Pengarang           :     Rufinus, Johanes, Loteus

Judul                      :     Kearifan lokal masyarakat Sanjan dalam Mengelola Hutan Adat Tomawankng  Ompu

Sumber                 :     Buku Deposit

Kolasi                    :     viii, 174 hlm.

Subyek                  :     Kehutanan

Call Number         :     CB-D.20/2011-145/2232-2018

Tahun Terbit        :     2011

Buku dengan judul  Kearifan lokal masyarakat Sanjan dalam Mengelola Hutan Adat.Keberadaan kampong Sanjan ada kaitan erat dengan sejarah perpindahan orang-orang Kodatn zaman dahulu.Alasan yang mendasar adalah untuk mencari tempat berburu, berladang dan menghindari serangan musuh (para pengayau, dulu terkenal di kalangan suku dayak).Kampung Sanjan adalah kawasan yang didominasi oleh daerah perbukitan, menjadi tampak teduh karena disekelilingi kawasan hutan lebat.

Secara administrasi kampung Sanjan masuk dalam wilayah pemerintahan desa Sei Mawang  Kecamatan Sanggau Kapuas, bisa ditempuh  20 menit dengan menggunakan sepeda motor.Jejak hitam pengelolaan sumber daya hutan di kab. Sanggau tidak terlepas dari kehadiran berbagai perusahaan yang beroperasi di sana.Seperti 2 perusahaan kelapa sawit  PTPN XIII dan PT Sime Indo Agro, PT PN adalah perusahaan pertama di Kalbar tidak luput berbagai konflik  dengan  masyarakat adat di Sanggau.

Konsep pengelolan hutan oleh masyarakat Dayan Sanjan, masyarakat Sanjan memiliki tradisi perladangan yang merupakan suatu bentuk kearifan lokal dalam pengelolaan hutan dan merupakan  bagian dari kebudayaan yang turun temurun di kalangan mereka.

Ada berbagai ritual yang dilaksanakan untuk mengawali setiap tahapan siklus  perladangan.Ritual yang dilakukan dengan maksud sebagai  permohonan izin, berkat atau rasa syukur  pada sang pemilik  alam, sehingga peristiwa religious perwujudan hubungan timbale balik  antar manusia dengan sang pencipta.Setelah melewati siklus perladangan, mereka mencari lokasi baru  untuk berladang , sementara lahan bekas  lading dibiarkan  agar berproses secara alami.

Dengan maksud memberikan waktu bagi kawasan tersebut memulihkan kondisinya.Sistem pengelolaan hutan oleh masyarakat Sanjan sangat mengedepankan prinsip keseimbangan dan keberlanjutan.sekitar tahun 1930 seorang tetua kampung Sanjan bernama kakek Bok mengajak masyarakat  untuk tidak berladang  di kawasan dekat kampung, sehingga menjadi sebuah kesepakatan.

Mulai tahun 1950 sudah memiliki pengurus  hutan Adat Tomawakng Ompu.Masyarakat adat Sanjan telah mengenal  dan memiliki  aturan hukum adat yang mengatur berbagai hal mengenai pengelolaan kawasan hutan di wilayah mereka.Masyarakat Sanjan meyakini bahwa alam tempat mereka hidup adalah milik  sang  penguasa alam sehingga ritual adat terkait  pemanfaatan hutan terutama dilakukan saat berladang

Penulis Abstrak : Masitah (Pustakawan Ahli Madya)

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Kaltim

Editor : Andri P.


Ada Aspirasi/Pengaduan yang mau anda sampaikan?

Sampaikan disini lapor.go.id
Shape Image
Shape Image