Transformasi Perpustakaan: Wujudkan Layanan yang Lebih Dekat, Inklusif, dan Bermanfaat bagi Warga
Transformasi Perpustakaan: Wujudkan Layanan yang Lebih Dekat, Inklusif, dan Bermanfaat bagi Warga
Samarinda- Dalam upaya memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Timur bersama Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan Rapat Pemangku Kepentingan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) secara daring pada Kamis (20/11/2025).
Kegiatan ini diikuti 90 peserta dari beragam latar belakang, di antaranya Relawan Literasi Masyarakat (Relima), Taman Baca Masyarakat (TBM), perpustakaan sekolah, pegiat literasi, Jaring Penulis Kaltim, serta perpustakaan umum di seluruh Kalimantan Timur.
Apa itu TPBIS dan Mengapa Penting bagi Masyarakat?
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) adalah pendekatan pengembangan perpustakaan yang tidak hanya menyediakan buku dan layanan informasi, tetapi juga membuka ruang bagi masyarakat untuk memperoleh keterampilan, memperluas jejaring, dan meningkatkan kualitas hidup. Sehingga, Perpustakaan menjadi “tempat” untuk bisa melakukan seluruh kegiatan pengembangan diri.
Melalui TPBIS, perpustakaan diharapkan menjadi: pusat kegiatan komunitas, fasilitator peningkatan ekonomi dan kreativitas, Ttmpat aman untuk belajar sepanjang hayat,wadah inklusi yang merangkul semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Pendekatan ini membuat perpustakaan lebih relevan dengan kebutuhan zaman,tidak lagi sekadar tempat membaca, tetapi ruang hidup yang membantu masyarakat berkembang.”
Plt Kepala DPK Kaltim, Anita Natalia Krisnawati, menegaskan bahwa rapat pemangku kepentingan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat arah gerakan literasi dan pemberdayaan masyarakat di Kalimantan Timur.
“TPBIS bukan hanya program, tetapi gerakan bersama. Dengan kolaborasi yang kuat, perpustakaan bisa menjadi ruang yang menggerakkan masyarakat untuk berkembang, berkarya, dan berdaya,” ujar Anita.
Ia menambahkan bahwa pertemuan ini memberi ruang untuk menyelaraskan kebutuhan masyarakat dengan peran perpustakaan agar layanan yang diberikan dapat semakin efektif.
“Masukan peserta hari ini sangat penting. Masyarakat adalah pengguna sekaligus mitra perpustakaan, dan suara mereka menjadi arah perbaikan layanan. Perpustakaan terus berupaya mendengarkan suara masyarakat karena Perpustakaan merupakan Fasilitas Publik,” tambahnya.
Dukungan Strategis BAPPENAS: Perlu Kebijakan dan Pendanaan Kolaboratif
Dalam kesempatan yang sama, Affan Saffana, perwakilan BAPPENAS RI, menyampaikan bahwa TPBIS perlu diperkuat melalui Rancangan Program Nasional dan Daerah. Perpustakaan, menurutnya, merupakan elemen penting dalam mencerdaskan bangsa dan harus mendapat prioritas pembangunan. Affan juga menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah dan masyarakat, komunitas, serta mitra perpustakaan lainnya. Selain itu, ia menyebutkan perlunya pendanaan bersama yang lebih variatif, meliputi, APBN,APBD,Dana Desa,CSR,Hibah,Skema, dan pendanaan inovatif lainnya
Upaya ini diharapkan mampu menjaga keberlanjutan program literasi dan pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan.
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (P3KM) DPK Kaltim menjelaskan bahwa pada tahun 2025 terdapat 186 perpustakaan mitra TPBIS serta 19 Taman Baca Masyarakat (TBM) di Kalimantan Timur.Ia menegaskan bahwa TPBIS dapat menjadi wadah penting bagi masyarakat dalam meningkatkan kapasitas diri.
“TPBIS menyediakan sarana, prasarana, fasilitas, dan layanan yang memungkinkan masyarakat belajar, berlatih, dan mengembangkan potensi mereka. Inilah perpustakaan masa kini.”
Melalui rapat ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap sinergi antar-pemangku kepentingan semakin kuat, sehingga perpustakaan dapat terus hadir sebagai pusat pengetahuan, kreativitas, dan pemberdayaan bagi seluruh masyarakat Bumi Etam.
Sumber: Humas DPK Kaltim
