
Sosialisasi dan Bimtek Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) 2024 di Balikpapan Sebagai Upaya Penguatan Literasi dan Transformasi Perpustakaan
Balikpapan, 18 November 2024 – Dalam upaya mendukung peningkatan literasi masyarakat dan transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur (DPK Kaltim) menyelenggarakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (Bimtek SPP-TIK TPBIS). Kegiatan ini diadakan secara hybrid, dilaksanakan secara luring dan daring (melalui zoom meeting), dan diikuti oleh tenaga pengelola perpustakaan dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota se-Kaltim.
Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur, Anita Natalia Krisnawati, S.STP, M.Si, dalam sambutannya menegaskan pentingnya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yakni perpustakaan memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan, sebagai wadah berkegiatan dan transfer pengetahuan masyarakat. "Perpustakaan tidak hanya menyediakan akses informasi, tetapi juga menjadi tempat transfer pengetahuan, pengembangan kreativitas, serta solusi bagi permasalahan masyarakat melalui kolaborasi dengan berbagai pihak/stakeholder," jelasnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari replikasi mandiri Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI. Hingga tahun 2024, terdapat 132 perpustakaan desa/kelurahan dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang menjadi mitra TPBIS di Kalimantan Timur, mencakup 12% dari total perpustakaan desa/kelurahan di wilayah Kalimantan Timur.
Bimtek SPP-TIK TPBIS kali ini menghadirkan Pelatih Ahli yang berfokus pada peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan dalam pelayanan informasi masyarakat, pelibatan masyarakat, serta melaksanakan kegiatan advokasi kepada stakeholder untuk mendukung keberlanjutan seluruh kegiatan perpustakaan. Peserta juga dibekali kemampuan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk promosi dan publikasi kegiatan perpustakaan.
"Kegiatan ini diharapkan mampu mencetak perpustakaan yang tidak hanya memberikan layanan informasi, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan semua pihak, kita optimis dapat mewujudkan generasi emas yang tangguh pada tahun 2045," tambah Anita.
Acara ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat budaya literasi, meningkatkan kualitas layanan berbasis inklusi sosial, dan memperluas cakupan transformasi perpustakaan di Kalimantan Timur.
Sumber: Dewi Imroatush Sholikha, S.AP (BP3KM DPK Kaltim)